2018 Inflasi Bengkulu 2.34 Persen

2018 Inflasi Bengkulu 2.34 Persen

\"\"BENGKULU, Bengkulu Ekspress - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu memperkirakan angka inflasi hingga akhir tahun 2018 berada pada kisaran 2,14 – 2,34 persen (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan realisasi angka inflasi pada 2017 lalu yang tercatat sebesar 3,56 persen (yoy).

\"Kami memperkiraan inflasi Bengkulu tahun 2018 berada tercatat dibawah 3 persen,\" kata Endang, kemarin (18/12).

Ia menjelaskan angka inflasi ini mencerminkan tekanan lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya. Dimana sejumlah komoditas penyumbang inflasi antara lain seperti kenaikan tarif tiket angkutan udara, beras, dan rokok. Kemudian deflasinya tercatat pada ayam ras dan sayur-sayuran. \"Kami yakin beberapa komoditas penyumbang inflasi tersebut tidak akan berkontribusi begitu besar,\" tutur Endang.

Sama halnya dengan kebakaran yang terjadi di PTM beberapa waktu lalu. Diakuinya tidak akan memberikan dampak inflasi yang begitu besar terhadap ekonomi Bengkulu. Meskipun pakaian menjadi sebuah kebutuhan pokok, akan tetapi hanya pada momen tertentu saja harganya akan signifikan mengalami lonjakan seperti pada perayaan Idul Fitri.

\"Kami rasa kebakaran PTM memang berpengaruh terhadap ekonomi di Bengkulu tetapi untuk sumbangan inflasinya tidak begitu besar,\" tutur Endang.

Pakar Ekonomi Universitas Bengkulu, Prof Dr Kamaludin MM mengungkapkan, tingkat inflasi dapat terjaga karena keberhasilan pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan harga. \"Perkiraan angka tersebut cukup menggembirakan karena inflasinya lebih rendah,\" kata Kamaludin.

Beberapa komoditas menyumbangkan inflasi pada 2018 ini dianggapnya sebagai suatu hal yang wajar. Hal ini diakibatkan pada Desember ini ada perayaan Natal, sehingga akan terjadi kenaikan harga tiket transportasi udara. Sementara itu, komoditas beras dan rokok juga akan ikut memberikan andil inflasi pada 2018 ini. Hal ini disebabkan permintaan kedua produk tersebut semakin tinggi menjelang akhir tahun. \"Kami berharap tingkat inflasi dapat tetap terjaga. Meskipun kenaikan inflasi secara signifikan terjadi pada akhir tahun menjelang libur Natal dan Tahun Baru,\" tutupnya.(999)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: